Hallo
semuanya! Ditulisan kali ini saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman
mudik lebaran. Momen mudik lebaran sendiri sudah pasti adalah momen yang saya
tunggu-tunggu, kenapa tidak? Mudik lebaran adalah saatnya saya bertemu dan
berkumpul bersama saudara-saudara yang ada di Tasik dan Ciamis. Jadi, pada hari
H lebaran, tepatnya jam 2 subuh saya berangkat menuju Tasik karena saya
sekeluarga tidak suka dengan kemacetan saat mudik. Walaupun harus bangun malam,
tapi semua itu terbayar dengan saya bisa sholat ied di Tasik bersama seluruh
keluarga dan saudara saya. Biasanya, pukul 5 subuh saya sudah sampai di Tasik,
yaitu di rumah uwa saya.
Setelah
sholat Ied selesai, seperti biasa saya selalu sungkeman atau bersalaman
terlebih dahulu kepada orang tua dan saudara-saudara saya. Ini adalah momen
yang saya tunggu-tunggu, yaitu makan ketupat bersama makanan yang lainnya,
hehehe. Ada banyak sekali berbagai jenis makanan yang membuat saya kalap,
seperti gulai ayam, sambel goreng ati, kripik kentang, emping, dan masih banyak
lagi. Setelah saya dan keluarga selesai makan makanan wajib, kami langsung
berangkat menuju Ciamis untuk bersilahturahim bersama saudara yang lainnya. Tidak
lebih dari satu jam perjalanan kami sudah sampai di rumah saudara.
Tak
hanya di Tasik dan Ciamis, kami sekeluarga pun pergi mengunjungi rumah saudara
yang terletak di Desa Bojong, tidak jauh dari rumah di Ciamis kota. Disana biasanya
kami berkumpul disuatu rumah saudara yang agak besar untuk bisa makan bersama
lagi. Sebelum makan, biasanya selalu ada sedikit sambutan-sambutan dan ceramah
dari uwa kami. Suasana hangat dan kebersamaan begitu terasa disana, karena kami
bisa makan bersama sekaligus bertemu dengan seluruh keluarga besar. Ada hal
unik yang biasanya terjadi saat saya dan keluarga mengunjungi rumah
kerabat-kerabat orang tua saya di desa itu, yaitu setiap kami berkunjung ke
satu rumah kami selalu diberikan makanan seperti keripik-keripik atau makanan
tradisional lainnya, tidak sedikit yang diberikan kadang mereka smemberikan
beberapa bungkus makanan. Begitu pun jika kami berkunjung ke rumah berikutnya,
kami selalu diberikan makanan untuk kami bawa pulang ke Bandung.
Itulah
cerita singkat saya saat mudik lebaran, setiap taun memang kami selalu
melakukan rutinitas seperti itu. Momen seperti itulah yang membuat saya rindu akan
bulan ramadhan dan hari lebaran, karena saya bisa berkumpul bersama keluarga
besar saya.